Tugas Akhir
Rekonsiliasi dan Seni Patung
Penelitian ini merupakan bentuk penciptaan seni berbasis pengalaman pribadi yang bertujuan untuk mengolah trauma masa kecil melalui medium seni patung. Trauma yang saya alami, khususnya dalam hubungan dengan ibu, menjadi latar belakang utama dalam proses kreatif ini. Ketegangan emosional, rasa ketidakbebasan, serta kekerasan verbal dan fisik yang dialami sejak kecil menimbulkan luka psikologis yang berusaha dipahami dan disembuhkan melalui praktik artistik. Seni patung dipilih sebagai sarana ekspresi non-verbal yang mampu merepresentasikan pengalaman batin secara simbolik dan visual. Pendekatan yang digunakan dalam proses penciptaan ini adalah Practice-Led Research, dengan tahapan kreatif mengacu pada model David Campbell yang meliputi persiapan, konsentrasi, inkubasi, iluminasi, dan produksi. Proses ini diperkuat dengan teori psikoanalisis Freud, semiotika Charles Sanders Peirce, serta kajian estetika dan referensi karya dari seniman seperti Louise Bourgeois, Roby Dwi Antono, dan Dolorosa Sinaga. Hasil penciptaan berupa tujuh karya patung yang menggunakan bahan seperti gypsum, besi, kaca, rantai, dan simbol seperti (sepatu roda, biola, dan cermin). Karya-karya ini tidak hanya berfungsi sebagai bentuk ekspresi trauma, tetapi juga menjadi medium dialog dan rekonsiliasi antara saya dan ibu. Melalui seni, trauma yang selama ini tersembunyi dimunculkan, diberi ruang untuk ditransformasikan, dan akhirnya diarahkan menuju penyembuhan emosional. Karya ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam wacana seni sebagai medium terapi, serta menggugah kesadaran akan pentingnya rekonsiliasi dalam proses pemulihan dari luka masa lalu. Kata Kunci: trauma masa kecil, rekonsiliasi, seni patung, penyembuhan emosional.
Tidak tersedia versi lain