Tugas Akhir
Singgahi Halmahera, Selami Papua: Citra Waktu dalam Penciptaan Dokumenter Migrasi
Film Ainuai: Nyanyian Ombak diciptakan berdasarkan penelusuran atas jejak migrasi Ansus, Papua ke Guaeria, Halmahera Barat. Migrasi ini tidak hanya meninggalkan jejak geografis, tetapi juga menghadirkan cara hidup yang dibentuk oleh pengalaman waktu, tubuh dan nyanyian leluhur. Dalam proses penciptaan film, waktu tidak dibaca sebagai urutan sejarah yang kronologis, melainkan sebagai pengalaman durasi yang mengalir, retak dan hidup dalam ingatan serta perasaan. Estetika time-image dari Gilles Deleuze menjadi pendekatan utama dalam membentuk struktur visual dan naratif film ini. Fenomena migrasi Ansus dihidupkan kembali melalui keterlibatan generasi ketiga diaspora Ansus, yaitu Melson Kirihio dan keluarga Woria yang masih menyimpan nyanyian leluhur seperti Ainuai, Bewi dan Cege. Nyanyian-nyanyian ini bukan sekedar eskpresi budaya, melainkan cara mereka merawat waktu dan memaknai dunia. Oleh karena itu, film ini tidak berfungsi sebagai penjelas atau arsip sejarah, melainkan sebagai wahana untuk mengajak penonton mengalami waktu sebagai lanskap afektif yang berlapis-lapis. Konsep visual film dikembangkan melalui metode Art in Action Research (AiAR), yakni pendekatan kolaboratif yang memungkin penciptaan bersama dengan masyarakat lokal di Ansus dan Guaeria. Metode ini membuka ruang perjumpaan dan transformasi bersama komunitas, serta menjadi fondasi penting bagi penciptaan karya film dokumenter eksperimental ini. Hasil dari kerja ini adalah sebuah bentuk sinema yang lahir dari proses kolaborasi, pengalaman dan kedekatan langsung dalam kehidupan masyarakat, di mana waktu menjadi subjek utama yang dialami dan dihidupi
Tidak tersedia versi lain