Tugas Akhir
Sketsa sebagai proses kreatif dalam seni lukis
Penelitian dalam tesis ini dilatarbelakangi oleh dua hal, pertama, kegelisahan atas hilangnya hasrat dan keberanian menarik garis dalam melukis. Teknologi representasi yang selalu berseberangan dengan aspek spontanitas dan pengalaman tubuh seniman membuat spontanitas menjadi hal yang langka di dunia seni lukis kita. Kondisi ini berpengaruh terhadap proses kreasi dan hasilnya. Kedua, langkanya kajian estetika seni khususnya di Indonesia yang memfokuskan diri pada proses penciptaan karya. Karena itu, tesis ini mengambil sketsa sebagai hal yang elementer untuk mencermati garis dan gerak spontan, dan sketsa ini akan dianalisis dari pendekatan estetika Deleuzian. Sketsa dalam estetika Deleuzian merupakan embrio dari lukisan, yang diistilahkan sebagai “diagram,” (graph). Inti dari diagram adalah “jejak tangan” (manual trait) sang pelukis yang menyertai proses melukis (act of painting). Dalam estetika Deleuze, hal terpenting dalam painting adalah kemampuan meruntuhkan “gambaran dogmatis” (klise). Karena itu, sketsa dalam penelitian ini menempati posisi lebih kuat dibandingkan drawing dalam proses penciptaan lukisan karena unsur spontanitasnya merupakan penuntun untuk “meruntuhkan” klise gambar yang bercokol di kepala seniman sebelum memulai menarik garis. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan data utama sketsa. Sketsa yang menjadi sampel penelitian adalah sketsa pelukis Indonesia era 1940-1960an. Di Indonesia, masa itu adalah masa berkembangnya tradisi sanggar yang memandang sketsa sebagai bagian vital dalam proses melukis. Situasi tersebut sangat berbeda dengan tradisi akademik yang memandang drawing yang sifatnya teknis sebagai aspek terpenting dalam melukis. Penelitian ini menghasilkan sebuah kesimpulan pokok, yaitu sketsa sebagai bentuk dari estetika haptik. Dengan kata lain, sketsa sebagai diagram itu dapat ditelusuri lebih jauh dengan estetika haptik.
Tidak tersedia versi lain