Text
Adiwarna Suka Hardjana:Cermin Intelektual Musik
Saya melihat Mas Suka sebagai “mahkluk langka”. Dia adalah manusia Jawa yang tercerahkan aufklarung Barat melalui jalan musik. Pencerahan pikiran tidak mengubahnya menjadi “bule”. Mas Suka tidak suka sesuatu yang “ke-Barat-Barat-an”. Dia tidak menyukai gincu permukaan, melainkan sesuatu yang esensial. -Bre Redana, Wartawan Senior Kompas Kalimat Pak Suka yang tidak akan saya lupakan sama sekali adalah: Jangan lagu wajib menjadi bahan mata kuliah musik di sekolah. Sebaiknya nyanyian lagu patriotik itu dipindah ke mata kuliah “Kewarganegaraan”. Saya suka sekali nuansa humor dalam pernyataan ini, walaupun sekaligus serius. Sebenarnya beliau benar sekali, oleh karena banyak alasan. -Prof Dr. Dieter Mack, Komponis dan Etnomusikolog Seorang yang ada di dalam dunia musik tanpa menjadi entertainer yang “smooth”, seorang yang memahami benar tradisi musik Eropa dan Indonesia, seorang yang menulis ulasan pertunjukan musik dengan dalam, informatif, menarik —seorang yang langka. -Goenawan Mohamad, Budayawan dan Sastrawan Yang menarik di dalam pemikiran akademisnya, beliau justru menekankan persoalan ‘wacana praktek’ di dalam eksplorasi kreatif seniman untuk menghormati ‘wacana teori’ yang penuh dengan berbagai referensi artistik dan estetika baik yang ada pada bentuk seni tradisi, modern dan kontemporer menuju pada target yang lebih penting, yaitu ‘intelektualitas seni’. -Heri Dono, Seniman Visual Untuk memberi kesan Prancis-nya, maka Suka Hardjana dirasakan tepat berperan sebagai Napoleon Bonaparte karena perawakannya yang pendek. Maka dengan kostum Napoleon Suka Hardjana pun "kekiter" dan menari bersama sang ballerina. -Prof. Sardono W. Kusumo, Budayawan, Koreografer, Seniman Tari Suka Hardjana sebagai komunikator paling motivator bagi komunikan gerakan kreatif multi lokal Minang, Batak, Sunda, Jawa, Bali, dll. dalam hal pendekatan antropologi budaya yang etnografi kontemporer. -Sutanto Mendut, Budayawan Lima Gunung Ciri pertama Suka Hardjana adalah pada dua aspek penting yang menyatu dalam dirinya, yakni sikap kritis yang tajam sekaligus apresiatif. Oleh karena itu, jalan hidup Suka Hardjana menjadi jalan hidup yang selektif lewat pikiran kualitatif dalam membaca dunia musik dan kebudayaan.
Tidak tersedia versi lain