Ketika menatap tayangan televisi, melihat hiruk pikuknya pelintas jalan, membaca koran, atau majalah, kita seakan dikerumuni pekabaran yang syarat dengan iming. Apa yang kita cerap, dan kita tatap setiap sudaut itu nampak banyak berpihak kepada kepentingan niaga, dan lebih menjurus ke arah kepentingan konsumtif. Seberapa besar kecenderungan itu, agaknya hal itu perlu amatan khusus, baik berkait…
Selama ini kita menilai gambar-gambar tua kita itu hanya produk pemikiran primitif alias jauh ketinggalan jaman. Dan karenanya untuk apa dipelajari?Buang-buang waktu aja. Tetapi tiba-tiba Paul Klee menggambar gunungan secara Amerika kotemporer. Dan konsepnya sama dengan gambar gunungan dalam wayang kita. Mengapa Paul Klee tiba-tiba menjadi primadona dalam “kotemporernya”?