A social etiquette has emerged around the consumption of food in the West which requires the use of cutlery - knife, fork and spoon. It is the spoon that is the subject of this thesis, a utensil so familiar as to have become almost invisible. The significance of the spoon should not be underestimated and it is employed in this study as a device to offer insight into material practices, examine …
Konsumsi dalam perkembangannya mengalami perubahan makna menjadi suatu hal yang lebih kompleks. Konsumsi telah menjadi basis pokok dalam tatanan sosial. Masyarakat mengkonsumsi sesuatu tanpa mempedulikan klasifikasi kebutuhan yaitu: primer, sekunder dan tersier. Segalanya dapat dibeli tanpa memikirkan sesuatu itu perlu apa tidak. Hal tersebut meruntuhkan seluruh bangunan logika pemenuhan kebutu…
Tidak ada yang istimewa dengan konsumsi, sebab manusia memang punya kebutuhan dan untuk memenuhinyalah mereka mengonsumsi. Jika kebutuhan itu tidak terpenuhi, manusia tidak akan mampu bertahan hidup. Konsumsi akan menjadi sebuah bahasan istimewa tatkala dia tidak lagi hanya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan bertahan hidup. Saat yang akan dipertahankan dengan cara mengonsumsi bukan lagi sekad…
Buku ini membahas pemikiran Bourdieu dari sudut pandang simbol, dan mempertautkannya dengan isu kekuasaan. Ini adalah usaha yang harus kita hargai tinggi karena turut memberikan sumbangan penting bagi kita untuk memahami pemikiran Pierre Burdieu dan implikasinya. Tulisan Bourdieu yang utama adalah kajian-kajian empirik mengenai stratifikasi sosial,kebudayaan,universitas,sekolah dan sebagainya.
Orang Jawa mempunyai kesadaran historis yang tinggi, hal ini dapat dilihat dari penggunaan sengkalan untuk menandai suatu peristiwa. Sengkalan itu sendiri berupa susunan kata yang menyiratkan angka tahun. Sengkalan kemudian dibedakan menjadi dua yaitu suryasengkala jika tahun yang dimaksud menggunakan perhitungan peredaran bulan. Buku ini juga menunjukkan bahwa sengkalan mengandung makna dalam…
Cultural studies tidak bisa membicarakan satu mazhab teori saja, dan ia tidak cukup dibicarakan hanya oleh satu mazhab. Terlebih lagi subjek kajiannya melintas benua, negara, suku bangsa, golongan, kelas, kelompok, umur, jenis kelamin, ideologi, kekuasaan dan lain-lain melintasi ruang waktu dan fenomena-fenomena budaya lainnya yang mungkin sangat spesifik.
Nyaris tidak bisa disangkal bahwa setiap manusia memerlukan komunikasi dalam berbagai kehidupan. Bisa dibayangkan jika manusia tida melakukan proses komunikasi dalam kehidupan maka bisa jadi civilization tidak akan terbangun. Tulisan dalam buku ini cukup memberikan khazanah terhadap pemahaman kita tentang kajian komunikasi kotemporer diberbagai bidang. Kumpulan tulisan di buku ini tidak dibatas…
Ide muncul bermula dari melihat fenomena melalui media sosial seperti instagram dan path mengenai foto selfie berlatarbelakang restoran siap saji atau fast food. Hal ini dikenal dengan istilah mengaktualisasikan kegiatan tersebut melalui media sosial yang memiliki tanda lokasi dimana hal tersebut terjadi. Nilai mengkonsumsi kini memiliki nilai lebih dari apa hanya sekedar sebagai nilai kebutuh…
Berbeda dengan sosiologi ekonomi klasik yang fokus pada studi aspek produksi dan realasi budaya dengan perilaku ekonomi masyarakat, sosiologi ekonomi kotemporer lebih meletakkan titik tekan perhatiannya pada kekuatan industri budaya dalam memengaruhi konsumerisme. Karena itu, sosiologi kontemporer juga mempelajari perubahan sosial-budaya yang terjadi di era masyarakat pasca-industri. Buku ini a…