Paradoks kebudayaan adalah bahwa kebudayaan merupakan entitas yang teramat konkrit sekaligus demikian abstrak. Ia konkrit karena sesungguhnya menyangkut apa pun yang nyaris ada dalam dunia-manusia. Demikian abstrak karena segala bentuk pewacanaan tentangnya telah berkembang menjadi begitu rumit, skeptis, dan penuh kontroversi. Siapa pun yang mengikuti perkembangan wacana kebudayaan akan melihat…
Dengan preferensi pada strukturalisme dan semiotik ini, kita masih bisa berharap agar studi kebudayaan pada umumnya dan antropologi pada khususnya mampu menunjukan potensinya sebagai sebentuk kritik kebudayaan (cultul criticsm) yang niscaya mempertanyakan dan menguji kembali anggapan-anggapan umum yang terlanjur diterima begitu saja.