Hasrat saya memang kerap terbagi-bagi. Paling mudah terbaca di permukaan mungkin hasrat terhadap sastra karena sejak di fase awal, apa boleh buat, saya sudah terlanjur terpuruk di situ. Akan halnya seni rupa, pun kajian budaya visual secara lebih luas, jejak-jejaknya mungkin hanya terekam di dalam sedikit buku saya tentang semiotika visual–selebihnya hanya teredam di ruang-ruang kelas sehingg…