Tugas Akhir
Noda Karat Sebagai Perwujudan Pengalaman Luka Batin
Perupa pada awalnya ingin menunjukkan sebuah visualisasi rasa sakit manusia dengan bekas luka yang dicapai dengan berbagai teknik dan material (terutama rust dyeing) dalam karyanya, namun dalam prosesnya perupa merefleksikan bahwa sebuah kekuatan dan kerapuhan manusia selalu tarik menarik dan kemudian bukan hanya berpotensi menghasilkan kekuatan baik, namun juga berpotensi menghasilkan kerusakan dalam berbagai bentuk. Permasalahan seperti kekerasan, pelecehan, pengabaian dan kematian(kehilangan), terutama pada tahun-tahun awal kehidupan rentan memberikan trauma tersendiri yang cendrung berpengaruh hingga dewasa. Seringkali manusia kebingungan dan gagal mengelola emosinya dengan baik, ia justru melindungi dirinya dengan mengabaikan emosi alaminya yang akibatnya membuat luka batin dalam dirinya tak kunjung sembuh. Konsep pertahanan diri seperti represi dan supresi, pada satu kondisi justru bisa menjebak dengan merusak diri dari dalam. Rumusan pada penciptaan ini didasarkan pada: mengapa luka batin menjadi penting untuk di visualisasikan sebagai bentuk noda karat? Bagaimana luka batin di wujudkan dalam karya seni media campuran?,Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode David Chambell yang terdiri dari lima langkah yaitu: 1. Preparation (Persiapan), 2. Concentration (Konsentrasi), 3. Incubation (Inkubasi), 4. Illumination (Iluminasi), 5. Verivication (Produksi). Selama proses penilitian ini berlangsung banyak fakta-fakta yang terkuak yang sebelumnya tidak disadari. Perupa menjadi paham bahwa pola-pola yang di lakukannya dalam berkarya selalu berkaitan erat dengan kondisi jujur spikologisnya yang dibentuk dari pengalamannya, seperti ketertarikan perupa dengan noda karat
Tidak tersedia versi lain