Penelitian ini berfungsi untuk menambah khasanah kajian film tari yang berfokus pada aspek teknis dan estetis. Kajian terkait genre ini dirasa kurang sehingga masih perlu untuk dilakukan untuk mendukung perkembangan produksi film tari di Indonesia. Kajian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan dan skill berbagai kalangan dan para pegiat dalam lingkup komunitas khususnya tempat penul…
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai bentuk sinematografi yang digunakan pada film Ifa Isfansyah berjudul Setengah Sendok Teh, Yosep Anggie Noen dalam film Ballad of Blood & Two White Buckets, dan Wregas Bhanuteja dalam film Prenjak In The Year Of Monkey, serta diharapkan dapat menjadi suatu wawasan baru mengenai bagaimana pengaruh bentuk sinematografi terhadap sebuah …
Tesis ini merupakan penciptaan sebuah karya film tari yang terinspirasi dari pertunjukan panggung Sendratari Kresnayana Blitar. Ide penciptaan karya ini adalah penerapan prinsip-prinsip sinema atraksi guna menghasilkan gambar spektakuler yang dapat menarik perhatian dan membuat fokus penonton. Film Tresna menceritakan cuplikan kisah percintaan Kresna dan Setyaboma. Hasil dari pengalaman menonto…
Film sebagai bentuk seni yang dianggap paling mendekati dalam menampilkan realitas telah berhasil memukau penonton, seperti ilmu sihir yang membius penonton untuk terus menatap layar dengan gambar bergeraknya. Dunia film dapat dikatakan sebagai sebuah “dunia sihir” (“the world of magic”), tempat dimana apa pun dapat terjadi dan dapat dilakukan. Terlebih dengan teknologi pembuatan film y…
Audio visual yang kini merambah hampir seluruh aspek kehidupan, mau tidak mau memaksa kita untuk belajar memanfaatkan sistem audio visual dengan baik, agar kita bisa menampilkan gambar dengan baik pula, sehingga pesan yang akan kita sampaikan kepada khalayak dapat mencapai hasil sesuai harapan. Penguasaan ilmu sinematografi - videografi, yang berarti ilmu yang mempelajari teknik pembuatan gamba…
Para pemikir posmodern percaya bahwa narasi besar telah kehilangan kredibilitas dan tidak lagi memadai untuk memahami dunia kontemporer. Mereka yakin bagian fragmen tidak dapat digunakan untuk memahami keseluruhan, dan demikian pula sebaliknya. Menurut mereka, masing-masing fragmen atau konstruksi fragmen yang lebih kecil menduduki wilayah filosofisnya sendiri, memiliki makna yang dapat ditafsi…
Film dengan pelbagai bentuk penayangan kini mengepung kehidupan kita. Sebagaimana buku diterbitkan untuk kita baca, film diproduksi untuk kita lihat dan dengar. Pengalaman kita ketika menikmati tayangan film menyerupai pengalaman kita pada saat menghayati bahasa. Seseorang yang berpengalaman menghayati film pasti lebih banyak melihat dan mendengar. Untuk itu kita perlu melakukan kegiatan apresi…
Membaca judul buku ini adalah sekumpulan tulisan yang memperlihatkan bagaimana kebudayaan menggunakan berbagai bentuk dan perilaku kultural untuk mewujudkan dirinya sambil, pada saat yang sama, tidak membuat pelaku atau penganut budayanya sadar bahwa ada ideologi yang sedang mengalami metamorfosis di situ. Saya juga berharap bahwa bermacam problematika yang lahir akibat proses-proses tersebut j…
Pada umumnya orang masih melihat film secara terpisah. Film biasanya hanya dinilai dari cerita atau tema, akting pemain,, dan mungkin sedikit sinematografinya. Kedalaman memahami seni film masih sangat terbatas. Pengetahuan tentang film sebagai sebuah karya seni masih berada di ruang-ruang kuliah, padahal film bukanlah milik para akademisi saja melainkan milik semua orang yang hobi menonton. Bu…
Masih relevankah buku tentang dramaradio ketika hiruk-pikuk sibermetika dan siaran-siaran TV dalam dan luar negeri sudah sebegitu penuh dan riuh.Zaman berubah. Buku ini menjawab semua persoalan tersebut. Jika dramaradio mati harus ada penyebabnya. Jika dramaradio menjadi kuno perubahan itupun mengherankan. Pada 1980-an ia meledak dan begitu renar. Dramaradio merupakan bagian tak terpisahkan dar…
Buku yang ditulis Krishna Sen ini perihal lembaga dan teks sinema Indonesia sejak 1965. Ia mendeskripsikan bagaimana lembaga-lembaga itu lahir dan bekerja menghasilkan jenis teks khusus dengan bangunan diskursus khusus tentang Indonesia hubungan sosialnya di masa lalu dan sekarang. Pengaturan rezim orde baru terhadap perfilman nasional sejak tahun 1960-an sebenarnya meninggalkan sejarah konfigu…