Penulis buku ini, Christian Pelras menyisipkan sejumkah detak kebudayaan Bugis yang tampak melangkahi denyut kultural Eropa yang sering dianggap berada di garis terdepan arus waktu progresif. Pelras misalnya menyajikan bagaimana kebudayaan Bugis menyediakan ruang bagi gender ketiga dan keempat dan bagaimana perempuan menduduki tempat yang benar-benar sejajar dengan lelaki.