Penulis buku ini, Christian Pelras menyisipkan sejumkah detak kebudayaan Bugis yang tampak melangkahi denyut kultural Eropa yang sering dianggap berada di garis terdepan arus waktu progresif. Pelras misalnya menyajikan bagaimana kebudayaan Bugis menyediakan ruang bagi gender ketiga dan keempat dan bagaimana perempuan menduduki tempat yang benar-benar sejajar dengan lelaki.
Proses penciptaan artistik karya-karya seni semakin digerakan oleh kekuatan logika “fulus” yang sama sekali tidak “tulus”. Yang jelas tidak ia pahami pula adalah bahwa di era globalisasi dan digitalisasi saat ini, kin tengah terjadi transformasi proses kreatif penciptaan karya-karya seni menjadi sebuah industri, bukan sembarang industri tetapi sebuah industri raksasa yang semakin kuat b…